Meski ibadah haji dan umroh hanya bisa dilakukan di tanah suci, namun haji dan umrah memiliki perbedaan yang sangat kuat. Perbedaan haji dan umroh terletak pada hukum, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, dan dari rukun yang harus dilakukan. Berikut ulasannya menurut Dan Perbedaan.
Perbedaan Hukum
Perbedaan pertama antara haji dan umrah terletak pada hukum implementasinya. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam. Semua muslim yang mampu secara fisik dan finansial berkewajiban untuk melaksanakannya sekali seumur hidup. Hukum umroh adalah sunnah muakad atau sunnah yang sangat dianjurkan.
Hukum wajibnya pelaksanaan haji dan sunnahnya umroh, dapat dijelaskan dalam Firman Allah dalam QS Ali Imron: 97 yang artinya :
Adapun untuk umroh, dalilnya bisa dilihat dalam Surat Al-Baqarah ayat 196, yang maknanya disebutkan bahw Allah SWT mengimbau setiap hamba-Nya untuk beribadah Umrah, karena hal itu bisa menyempurnakan bentuk ibadah lainnya.
Perbedaan Waktu
Selanjutnya, perbedaan antara ibadah haji dan umroh juga terletak pada waktu pelaksanaannya. Umrah dapat dilakukan kapan saja. Kapan saja kita ingin melaksanakannya, kita bisa, kecuali pada 4 hari saat wuquf di Arafat (9 Djulhijah), Hari Nahar (10 Dzulhijjah), dan Hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
Hal ini berbeda dengan ibadah haji. Haji hanya dapat dilakukan di bulan Dzulhijjah (bulan Haji), tepatnya pada tanggal 9 hingga 11 bulan Haji.
Perbedaan Tempat
Selain waktu, umrah dan haji juga berbeda dari sisi tempat pelaksanaan. Keduanya memang dilakukan di Mekah Al Mukarromah, tetapi dalam ibadah haji seseorang juga harus melakukan rukun yang dilakukan di luar Mekah.
Rukun haji yang dilakukan di luar kota Mekah adalah wuquf di Arafat, tinggal (mabit) di Muzdalifah, dan melempar jumroh di Mina.
Perbedaan Rukun dan Syarat
Perbedaan terakhir dalam haji dan umrah terletak pada rukun atau prosedur pelaksanaannya. Ketika umrah, seseorang melakukan rukun umroh yang meliputi Ihram, Tawaf, Sa'i, dan Tahalul. Adapun pada haji, semua rukun umroh dilakukan dengan penambahan 3 rukun lainnya yaitu wukuf di Arafat, tinggal (mabit) di Muzdhalifah, dan melempar jumroh di Mina.
Semetara itu yang termasuk syarat wajib umroh adalah Islam, baligh, berakal sehat, merdeka dan mampu. Untuk syarat wajib haji, sama dengan syarat wajib umroh, cuman ditambah satu syarat lagi yakni ada mahram (suami atau orang yang mendampingi) bagi wanita.
Untuk syarat sah haji juga berbeda dengan syarat sah umroh. Syarat sah haji antara lain harus dikerjakan sesuai dengan batas waktu dan tempat yang ditentukan, dalam melakukan urutan rukun haji tidak boleh terbalik serta harus memenuhi syarat syarat dalam melakukan semua rukun hajinya, misalnya syarat thowaf dan sa'i. Sedangkan syarat sah umrah antara lain harus Islam, balig, berakal dan merdeka.
Perbedaan Tingkat Keramaian
Karena umroh dapat dilakukan setiap saat, maka tingkat keramaian orang yang melakukan ibadah ini cukup rendah. Kita tidak perlu berdesak-desakan ketika melakukan setiap rukun pelaksanaan ibadah umroh.
Hal ini berbeda dengan haji. Haji hanya dapat dilakukan 1 kali selama 1 tahun. Sementara semua muslim di dunia ingin memenuhinya secara bersama. Mereka menuju Mekah dan akhirnya berkumpul di sana dan menyebabkan tingkat keramaian yang luar biasa tingginya.
Beberapa kasus kematian terjadi pada orang yang melakukan haji bahkan sempat terjadi karena adanya kepadatan jumlah orang yang saling berdesakan saat melakukan lempar jumroh dan tahalul.
Perbedaan Hukum
Perbedaan pertama antara haji dan umrah terletak pada hukum implementasinya. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam. Semua muslim yang mampu secara fisik dan finansial berkewajiban untuk melaksanakannya sekali seumur hidup. Hukum umroh adalah sunnah muakad atau sunnah yang sangat dianjurkan.
Hukum wajibnya pelaksanaan haji dan sunnahnya umroh, dapat dijelaskan dalam Firman Allah dalam QS Ali Imron: 97 yang artinya :
“Menunaikan ibadah haji adalah kewajiban terhadap Allah, yaitu bagi mereka yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji ini, maka sesungguhnya Allah adalah Tuhan Yang Maha Kaya yang tidak memerlukan sesuatu apapun dari semesta alam.”
Adapun untuk umroh, dalilnya bisa dilihat dalam Surat Al-Baqarah ayat 196, yang maknanya disebutkan bahw Allah SWT mengimbau setiap hamba-Nya untuk beribadah Umrah, karena hal itu bisa menyempurnakan bentuk ibadah lainnya.
Perbedaan Waktu
Selanjutnya, perbedaan antara ibadah haji dan umroh juga terletak pada waktu pelaksanaannya. Umrah dapat dilakukan kapan saja. Kapan saja kita ingin melaksanakannya, kita bisa, kecuali pada 4 hari saat wuquf di Arafat (9 Djulhijah), Hari Nahar (10 Dzulhijjah), dan Hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
Hal ini berbeda dengan ibadah haji. Haji hanya dapat dilakukan di bulan Dzulhijjah (bulan Haji), tepatnya pada tanggal 9 hingga 11 bulan Haji.
Perbedaan Tempat
Selain waktu, umrah dan haji juga berbeda dari sisi tempat pelaksanaan. Keduanya memang dilakukan di Mekah Al Mukarromah, tetapi dalam ibadah haji seseorang juga harus melakukan rukun yang dilakukan di luar Mekah.
Rukun haji yang dilakukan di luar kota Mekah adalah wuquf di Arafat, tinggal (mabit) di Muzdalifah, dan melempar jumroh di Mina.
Perbedaan Rukun dan Syarat
Perbedaan terakhir dalam haji dan umrah terletak pada rukun atau prosedur pelaksanaannya. Ketika umrah, seseorang melakukan rukun umroh yang meliputi Ihram, Tawaf, Sa'i, dan Tahalul. Adapun pada haji, semua rukun umroh dilakukan dengan penambahan 3 rukun lainnya yaitu wukuf di Arafat, tinggal (mabit) di Muzdhalifah, dan melempar jumroh di Mina.
Semetara itu yang termasuk syarat wajib umroh adalah Islam, baligh, berakal sehat, merdeka dan mampu. Untuk syarat wajib haji, sama dengan syarat wajib umroh, cuman ditambah satu syarat lagi yakni ada mahram (suami atau orang yang mendampingi) bagi wanita.
Untuk syarat sah haji juga berbeda dengan syarat sah umroh. Syarat sah haji antara lain harus dikerjakan sesuai dengan batas waktu dan tempat yang ditentukan, dalam melakukan urutan rukun haji tidak boleh terbalik serta harus memenuhi syarat syarat dalam melakukan semua rukun hajinya, misalnya syarat thowaf dan sa'i. Sedangkan syarat sah umrah antara lain harus Islam, balig, berakal dan merdeka.
Perbedaan Tingkat Keramaian
Karena umroh dapat dilakukan setiap saat, maka tingkat keramaian orang yang melakukan ibadah ini cukup rendah. Kita tidak perlu berdesak-desakan ketika melakukan setiap rukun pelaksanaan ibadah umroh.
Hal ini berbeda dengan haji. Haji hanya dapat dilakukan 1 kali selama 1 tahun. Sementara semua muslim di dunia ingin memenuhinya secara bersama. Mereka menuju Mekah dan akhirnya berkumpul di sana dan menyebabkan tingkat keramaian yang luar biasa tingginya.
Beberapa kasus kematian terjadi pada orang yang melakukan haji bahkan sempat terjadi karena adanya kepadatan jumlah orang yang saling berdesakan saat melakukan lempar jumroh dan tahalul.